Workshop
29 June 20171397 click
9 Fotografer ke ”Krisan”
Tak tanggung-tanggung, bisa jadi, tanggal 28 April 2017 lalu menjadi hari bersejarah bagi redaksi ”Krisan.” Ya, karena pas tanggal tersebut ”Krisan” kedatangan 9 fotografer dari Warta Foto Surabaya. Wuiihh, mantap! Yap, kehadiran 9 pewarta foto Indonesia tersebut untuk memberikan materi jurnalistik plus materi fotografi untuk seluruh crew ”Krisan” di ruang kelas SMA Santa Maria Surabaya.
”Fotografi itu merupakan bagian yang sangat penting dalam dunia jurnalistik. Sebuah liputan jurnalistik tanpa adanya foto yang mendukung, maka liputan jurnalistiknya menjadi tidak lengkap dan kurang berbicara. Sebab, eksistensi foto bisa menjadi ornamen pelengkap dari suatu informasi yang disajikan,” ujar Mas Totok yang disamping sebagai fotografer andal, ternyata aktif juga sebagai jurnalis di radio Suara Surabaya.
Kegiatan workshop fotografi ini berlangsung 2 jam. Ada fotografer dari Surya, LKBN Antara, Media Asing Perancis, Jawa Pos, Suara Surabaya, dan fotografer free lance. ”Menjadi seorang fotografer itu asyik. Sekarang mobile (baca: Hp) pun bisa dipakai untuk mengambil foto yang mampu berbicara. Yang penting saat kita mengambil foto harus ada unsur kuat 5 W + 1 H-nya karena memang ini dasar dari fotografi jurnalistik. Bagi saya memotret people lebih menarik. Apalagi saat saya memotret demo yang sedang terjadi. Ada tantangan tersendiri yang harus kita lalui,’ terang fotografer Surya.
Berbicara tentang fotografi jurnalistik adalah berbicara tentang foto yang mampu mendeskripsikan secara otomatis. Artinya, foto yang yang kita ambil tanpa adanya caption yang menyertainya, maka foto tersebut akan mampu menerangkan secara otomatis pada pembacanya. ”Fotonya sudah kuat dengan angle yang ditampilkan. Foto seperti ini memang untuk mendapatkannya tidak mudah dan perlu pelatihan yang konsisten,” tambah Totok sang punggawa fotografer saat memberikan sesi materi foto di Sanmar. (red,itsanmar)
”Fotografi itu merupakan bagian yang sangat penting dalam dunia jurnalistik. Sebuah liputan jurnalistik tanpa adanya foto yang mendukung, maka liputan jurnalistiknya menjadi tidak lengkap dan kurang berbicara. Sebab, eksistensi foto bisa menjadi ornamen pelengkap dari suatu informasi yang disajikan,” ujar Mas Totok yang disamping sebagai fotografer andal, ternyata aktif juga sebagai jurnalis di radio Suara Surabaya.
Kegiatan workshop fotografi ini berlangsung 2 jam. Ada fotografer dari Surya, LKBN Antara, Media Asing Perancis, Jawa Pos, Suara Surabaya, dan fotografer free lance. ”Menjadi seorang fotografer itu asyik. Sekarang mobile (baca: Hp) pun bisa dipakai untuk mengambil foto yang mampu berbicara. Yang penting saat kita mengambil foto harus ada unsur kuat 5 W + 1 H-nya karena memang ini dasar dari fotografi jurnalistik. Bagi saya memotret people lebih menarik. Apalagi saat saya memotret demo yang sedang terjadi. Ada tantangan tersendiri yang harus kita lalui,’ terang fotografer Surya.
Berbicara tentang fotografi jurnalistik adalah berbicara tentang foto yang mampu mendeskripsikan secara otomatis. Artinya, foto yang yang kita ambil tanpa adanya caption yang menyertainya, maka foto tersebut akan mampu menerangkan secara otomatis pada pembacanya. ”Fotonya sudah kuat dengan angle yang ditampilkan. Foto seperti ini memang untuk mendapatkannya tidak mudah dan perlu pelatihan yang konsisten,” tambah Totok sang punggawa fotografer saat memberikan sesi materi foto di Sanmar. (red,itsanmar)
Komentar :
Maaf belum ada komentar
Input Comment :
« | ‹ | Apr 2024 | › | » | ||
---|---|---|---|---|---|---|
M | S | S | R | K | J | S |
31 | 1 | 2 | 3 | 4 | 5 | 6 |
7 | 8 | 9 | 10 | 11 | 12 | 13 |
14 | 15 | 16 | 17 | 18 | 19 | 20 |
21 | 22 | 23 | 24 | 25 | 26 | 27 |
28 | 29 | 30 | 1 | 2 | 3 | 4 |
5 | 6 | 7 | 8 | 9 | 10 | 11 |