Tirakatan
18 August 20151461 click
Menyemai Nasionalisme Lewat Cium Bendera
Saat kita memasuki bulan Agustus, tentunya kita akan selalu diingatkan oleh sebuah peristwa bersejarah dan penting dalam perjalanan bangsa Indonesia. Ya, s
ebuah peristiwa yang kita kenal sebagai Hari Kemerdekaan Republik Indonesia (HUT RI). Tahun ini kita merayakannya dengan istimewa pula karena tanpa terasa kita sudah menjalaninya selama 7 dekade (70 tahun). Upps…. luar biasa. Nah, kita sebagai pelajar yang merupakan pemegang tongkat estafet bangsa, tentu tidak ingin momentum bersejarah ini terlewatkan begitu saja, bukan? Ada makna besar yang sebenarnya bisa diambil dari peristiwa besar ini. “Aku setuju setiap tahun SMA Santa Maria mengadakan kegiatan perayaan tirakatan di sekolah ini. Acara tirakatan adalah sebuah momentum untuk mengenang dan menjaga tradisi nasionalisme di antara pelajar. Momentum ini harus menjadi inspirasi pula untuk meraih masa depan yang lebih baik lagi,” ujar Gregorius Edo, peserta didik kelas XI IPA 2.
Memang benar, semangat dan tradisi nasionalisme harus selalu ditanamkan dan dipupuk oleh para pelajar. Mengingat mereka merupakan pilar penting dalam merintis dan melanjutkan tradisi perjuangan bangsa
Indonesia lewat beragam karya dan aksi nyata sesuai kompetensinya masing-masing. Meski jujur diakui, terkadang muncul keprihatinan di berbagai kalangan. Sebut saja para “senior” atau orangtua mereka sendiri bahwa apresiasi pelajar di zaman sekarang ini semakin lemah dalam mengemban misi kebangsaan yang luhur. “Menurutku, dengan belajar yang tekun dan menjadi peserta didik yang berprestasi adalah salah satu usaha nyata dari kita untuk mengisi pembangunan dan meneruskan tradisi nasionalisme yang kuat. Tidak selalu harus bertempur di medan laga,” tambah Gregorius Edo melengkapi.
Ya, bila kita menilik ke belakang sebenarnya ada sebuah akronim melegenda yang selalu kita ingat sampai sekarang. Akronim itu adalah “jas merah“ yang merupakan judul pidato terakhir dari sang proklamator bangsa, Bung Karno, pada tahun 1966. Akronim yang sering kita dengar dan menjadi momen untuk ‘jangan pernah sekali-sekali meninggalkan sejarah‘ itu tentunya harus selalu menjadi spirit baru bagi para pelajar di era kini. SMA Santa Maria Surabaya dalam visinya mewujudkan semangat itu, menggelar sebuah tirakatan yang bertajuk “Semangat Kebangsaan untuk Indonesiaku“ di aula lantai 4, Kamis (13/8). (Aylinda Yuwono)
ebuah peristiwa yang kita kenal sebagai Hari Kemerdekaan Republik Indonesia (HUT RI). Tahun ini kita merayakannya dengan istimewa pula karena tanpa terasa kita sudah menjalaninya selama 7 dekade (70 tahun). Upps…. luar biasa. Nah, kita sebagai pelajar yang merupakan pemegang tongkat estafet bangsa, tentu tidak ingin momentum bersejarah ini terlewatkan begitu saja, bukan? Ada makna besar yang sebenarnya bisa diambil dari peristiwa besar ini. “Aku setuju setiap tahun SMA Santa Maria mengadakan kegiatan perayaan tirakatan di sekolah ini. Acara tirakatan adalah sebuah momentum untuk mengenang dan menjaga tradisi nasionalisme di antara pelajar. Momentum ini harus menjadi inspirasi pula untuk meraih masa depan yang lebih baik lagi,” ujar Gregorius Edo, peserta didik kelas XI IPA 2.Memang benar, semangat dan tradisi nasionalisme harus selalu ditanamkan dan dipupuk oleh para pelajar. Mengingat mereka merupakan pilar penting dalam merintis dan melanjutkan tradisi perjuangan bangsa
Indonesia lewat beragam karya dan aksi nyata sesuai kompetensinya masing-masing. Meski jujur diakui, terkadang muncul keprihatinan di berbagai kalangan. Sebut saja para “senior” atau orangtua mereka sendiri bahwa apresiasi pelajar di zaman sekarang ini semakin lemah dalam mengemban misi kebangsaan yang luhur. “Menurutku, dengan belajar yang tekun dan menjadi peserta didik yang berprestasi adalah salah satu usaha nyata dari kita untuk mengisi pembangunan dan meneruskan tradisi nasionalisme yang kuat. Tidak selalu harus bertempur di medan laga,” tambah Gregorius Edo melengkapi. Ya, bila kita menilik ke belakang sebenarnya ada sebuah akronim melegenda yang selalu kita ingat sampai sekarang. Akronim itu adalah “jas merah“ yang merupakan judul pidato terakhir dari sang proklamator bangsa, Bung Karno, pada tahun 1966. Akronim yang sering kita dengar dan menjadi momen untuk ‘jangan pernah sekali-sekali meninggalkan sejarah‘ itu tentunya harus selalu menjadi spirit baru bagi para pelajar di era kini. SMA Santa Maria Surabaya dalam visinya mewujudkan semangat itu, menggelar sebuah tirakatan yang bertajuk “Semangat Kebangsaan untuk Indonesiaku“ di aula lantai 4, Kamis (13/8). (Aylinda Yuwono)
Komentar :
Maaf belum ada komentar
Input Comment :
| « | ‹ | Apr 2024 | › | » | ||
|---|---|---|---|---|---|---|
| M | S | S | R | K | J | S |
| 31 | 1 | 2 | 3 | 4 | 5 | 6 |
| 7 | 8 | 9 | 10 | 11 | 12 | 13 |
| 14 | 15 | 16 | 17 | 18 | 19 | 20 |
| 21 | 22 | 23 | 24 | 25 | 26 | 27 |
| 28 | 29 | 30 | 1 | 2 | 3 | 4 |
| 5 | 6 | 7 | 8 | 9 | 10 | 11 |
